(Meningkatkan rasa percaya diri pada anak-anak anda)
Namanya Abi, lulusan Teknik Elektronika ITB, seangkatan dengan saya. Hari itu dia main ke kantor saya untuk membicarakan urusan bisnis.
Kebetulan waktu saya terbatas , jadi saya minta Abi untuk datang on time. Dan Abi pun berusah payah datang dengan naik ojek di tengah hujan yang menyirami Jakarta.
(Saya harus menghargai dia untuk komitmen dan disipline itu).
Kebetulan waktu saya terbatas , jadi saya minta Abi untuk datang on time. Dan Abi pun berusah payah datang dengan naik ojek di tengah hujan yang menyirami Jakarta.
(Saya harus menghargai dia untuk komitmen dan disipline itu).
Dan mulailah kami berdiskusi," Saya dulu lulusan SMA terfavorit di kita Bandung. Dan akhirnya saya diterima bebas test di Teknik Elektro. Saya juga gak tahu kenapa? Padahal saya merasa saya bukan orang yang pintar.
Kemudian kuliahlah saya di jurusan itu. Lagi-lagi karena saya sebenarnya memang tidak menyukai Teknik Elektro, akhirnya nilai saya pun biasa biasa saja. Bahkan saya termasuk yang lama lulus.
Kemudian saya bekerja di bidang Teknik Elektro, tapi karena saya nggak suka ya karier saya biasa biasa saja. Sekarang saya lebih banyak bekerja di bidang animation and production.
...."
Kemudian kuliahlah saya di jurusan itu. Lagi-lagi karena saya sebenarnya memang tidak menyukai Teknik Elektro, akhirnya nilai saya pun biasa biasa saja. Bahkan saya termasuk yang lama lulus.
Kemudian saya bekerja di bidang Teknik Elektro, tapi karena saya nggak suka ya karier saya biasa biasa saja. Sekarang saya lebih banyak bekerja di bidang animation and production.
...."
Dan saya gak tahu kenapa saya tiba-tiba kasihan melihat Abi.
Sayang sekali Abi tidak menyadari potensinya:
- dia beberapa kali bilang dia tidak pintar (padahal kalau lulusan ITB Teknik Elektro berarti dia pasti termasuk yang pintar)
- beberapa kali dia bilang dia tidak suka Teknik Elektro (lha ngapain juga kuliah di situ lima tahun?)
- dan akhirnya dia memutuskan untuk melakukan apa yang dia sukai (setelah lulus dan setelah beberapa tahun bekerja di bidang Teknik Elektro), mengapa selambat itu dia berpindah jalur?
- dia beberapa kali bilang dia tidak pintar (padahal kalau lulusan ITB Teknik Elektro berarti dia pasti termasuk yang pintar)
- beberapa kali dia bilang dia tidak suka Teknik Elektro (lha ngapain juga kuliah di situ lima tahun?)
- dan akhirnya dia memutuskan untuk melakukan apa yang dia sukai (setelah lulus dan setelah beberapa tahun bekerja di bidang Teknik Elektro), mengapa selambat itu dia berpindah jalur?
Tetapi inti sebenarnya dari permasalahan Abi adalah kurangnya rasa percaya dirinya ...
Dan itu tentu saja kelihatan dari :
- caranya dia berbicara
- bahasa tubuh yang dia gunakan
- tatapan mata dan ekspresi wajah
dan ini tentunya membawa hasil pada kemajuan kariernya (yang biasa-biasa saja).
Dan itu tentu saja kelihatan dari :
- caranya dia berbicara
- bahasa tubuh yang dia gunakan
- tatapan mata dan ekspresi wajah
dan ini tentunya membawa hasil pada kemajuan kariernya (yang biasa-biasa saja).
Off course kariernya biasa-biasa saja.
Bagaimana Abi bisa "menjual" product perusahaannya kalau dia tidak percaya dengan dirinya sendiri, dan bagaimana Abi bisa dipromosikan atau mendapatkan pekerkaan bagus di tempat lain kalau Abi tidak bisa "menjual" dirinya sendiri?
Karena Abi selalu merasa menjadi orang yang biasa biasa saja (Mister Average).
Well let me tell you , there is no reward for Mister Average. In this world, there is only reward for the best. Makanya anda harus berusaha menjadi the best in what you do!
Dan untungnya anda boleh memilih bidang yang anda tekuni.
Bagaimana Abi bisa "menjual" product perusahaannya kalau dia tidak percaya dengan dirinya sendiri, dan bagaimana Abi bisa dipromosikan atau mendapatkan pekerkaan bagus di tempat lain kalau Abi tidak bisa "menjual" dirinya sendiri?
Karena Abi selalu merasa menjadi orang yang biasa biasa saja (Mister Average).
Well let me tell you , there is no reward for Mister Average. In this world, there is only reward for the best. Makanya anda harus berusaha menjadi the best in what you do!
Dan untungnya anda boleh memilih bidang yang anda tekuni.
Ikan itu jago berenang. Monyet itu jago memanjat. Dan kuda itu jago berlari. Semua makhluk pasti memiliki keistimewaan dan bakat sendiri sendiri!
Jangan menyuruh ikan untuk berlari, jangan menyuruh kuda untuk memanjat dan jangan menyuruh monyet untuk berenang. Mereka tidak akan berprestasi dengan maksimal!
Dan itulah mengapa menemukan bakat dan potensi kita sejak dini akan sangat penting.
Jangan menyuruh ikan untuk berlari, jangan menyuruh kuda untuk memanjat dan jangan menyuruh monyet untuk berenang. Mereka tidak akan berprestasi dengan maksimal!
Dan itulah mengapa menemukan bakat dan potensi kita sejak dini akan sangat penting.
Mungkin bukan hanya salahnya Abi, mungkin juga hasil didikan orang tuanya, yang membuat Abi kurang percaya diri.
Dan dari situ saya berkaca pada diri kita sendiri (yang sekarang sudah menjadi orang tua bagi anak-anak kita).
Di situlah pentingnya kita memupuk rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi untuk anak-anak kita.
Dan dari situ saya berkaca pada diri kita sendiri (yang sekarang sudah menjadi orang tua bagi anak-anak kita).
Di situlah pentingnya kita memupuk rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi untuk anak-anak kita.
Ingat, kalau anak-anak kita merasa bisa, mereka benar benar akan mampu melakukannya.
Kalau anak anak kita sudah merasa sulit dan tidak mampu melakukan sesuatu, ya biasa ya mereka tidak akan mampu juga.
Di sinilah pentingnya kita memupuk rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi.
Kalau anak anak kita sudah merasa sulit dan tidak mampu melakukan sesuatu, ya biasa ya mereka tidak akan mampu juga.
Di sinilah pentingnya kita memupuk rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi.
Ingat saya bilang rasa percaya diri, bukan kesombongan. Itu beda, beda jauh!
Percaya diri adalah perasaan yakin pada diri sendiri karena:
- merasa bahwa dirinya unik dan mempunyai keunggulan atau bakat tertentu
- sambil tetap mengakui keunggulan orang lain (di bidang yang lain)
- dan tetap terus belajar untuk meningkatkan diri
- merasa bahwa dirinya unik dan mempunyai keunggulan atau bakat tertentu
- sambil tetap mengakui keunggulan orang lain (di bidang yang lain)
- dan tetap terus belajar untuk meningkatkan diri
Sementara kesombongan adalah:
- merasa bahwa dirinya lebih dari yang lain
- tidak mau mengakui kelemahannya
- tidak mau belajar atau mendengarkan dari orang lain
- merasa bahwa dirinya lebih dari yang lain
- tidak mau mengakui kelemahannya
- tidak mau belajar atau mendengarkan dari orang lain
That's the difference!
Yang perlu kita kembangkan adalah rasa percaya diri, bukan kesombongan!
Yang perlu kita kembangkan adalah rasa percaya diri, bukan kesombongan!
Padahal wajar bahwa memasuki masa kanak kanak, atau masa remaja yang sulit, anak anak kita pasti melalui masa di mana mereka merasa rendah percaya dirinya.
Sangat normal. Makanya menjadi tugas kita untuk selalu mengamati mereka dan membantu mereka dengan cara berbeda beda sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
Sangat normal. Makanya menjadi tugas kita untuk selalu mengamati mereka dan membantu mereka dengan cara berbeda beda sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
Anak saya yang pertama (Ilma) tadinya kurang percaya dirinya karena dia tidak mempunyai banyak teman di sekolahnya (maklum, sering pindah-pindah sekolah karena bapaknya sering mengajak pindah negara untuk pekerjaan bapaknya).
Memang sulit bagi Ilma pada awalnya. Tetapi kemudian Ilma membenamkan dirinya dengan banyak belajar dan berorganisasi di sekolahnya.
Setelah nilai nilainya bagus dan dia sering dipercaya menjadi "ketua" di sekolahnya, rasa percaya dirinya pun naik pesat.
Memang sulit bagi Ilma pada awalnya. Tetapi kemudian Ilma membenamkan dirinya dengan banyak belajar dan berorganisasi di sekolahnya.
Setelah nilai nilainya bagus dan dia sering dipercaya menjadi "ketua" di sekolahnya, rasa percaya dirinya pun naik pesat.
Anak saya yang kedua juga mempunyai krisis kepercayaan diri karena merasa dia tidak berprestasi dan tidak lebih dari yang lain.
Kemudian kami mengajak dia untuk mencoba beberapa macam olahraga. Berenang, basket, lari dan akhirnya senam.
Ternyata passion dan potensi nya memang di senam. Nadia sempat mendapatkan beberapa medali di Kejuaraan Senam Di Singapore dan Philipina.
Sekarang rasa percaya dirinya tinggi.
Dan akibatnya dia pun rajin belajar. Rasa percaya dirinya menular dari olahraga senam ke bidang akademis.
Sekarang nilai-nilai Nadia untuk Matematika dan Kimia biasanya 100.
Kemudian kami mengajak dia untuk mencoba beberapa macam olahraga. Berenang, basket, lari dan akhirnya senam.
Ternyata passion dan potensi nya memang di senam. Nadia sempat mendapatkan beberapa medali di Kejuaraan Senam Di Singapore dan Philipina.
Sekarang rasa percaya dirinya tinggi.
Dan akibatnya dia pun rajin belajar. Rasa percaya dirinya menular dari olahraga senam ke bidang akademis.
Sekarang nilai-nilai Nadia untuk Matematika dan Kimia biasanya 100.
Kesimpulannya:
- setiap anak adalah unik
- mereka mempunyai potensi dan bakat sendiri sendiri
- ajaklah mereka bereksperimen, mencoba coba agar mereka menemukan keunggulannya
- setelah ketemu bakatnya, suruh dia bekerja keras di situ agar dia berprestasi lebih dari yang lain
- setelah dia berprestasi, maka rasa percaya dirinya akan tumbuh
- dengan rasa percaya dirinya yang mulai tumbuh, ajak dia untuk belajar keras agar nilai-nilai akademisnya juga bagus
- setiap anak adalah unik
- mereka mempunyai potensi dan bakat sendiri sendiri
- ajaklah mereka bereksperimen, mencoba coba agar mereka menemukan keunggulannya
- setelah ketemu bakatnya, suruh dia bekerja keras di situ agar dia berprestasi lebih dari yang lain
- setelah dia berprestasi, maka rasa percaya dirinya akan tumbuh
- dengan rasa percaya dirinya yang mulai tumbuh, ajak dia untuk belajar keras agar nilai-nilai akademisnya juga bagus
Di bawah ini, akan saya jelaskan beberapa tips untuk meningkatkan rasa percaya diri anak anda:
1. Berhentilah membandingkan,
fokuslah pada anak anda sendiri
fokuslah pada anak anda sendiri
Bicarakan kelebihannya sendiri (cari dulu kelebihannya), jangan membandingkan dia dengan saudaranya, sepupunya atau siapapun. Ingat bahwa semua anak mempunyai kelebihannya sendiri sendiri. Dan sebagai orang tua tugas anda adalah membantu anak anda menembukan "kelebihannya" dan memupuk rasa percaya diri berdasarkan kelebihan itu.
2. Biarkan dia melakukan apa yang dia sukai
Temukan bidang yang akan dia sukai, berfokuslah di situ (setelah ketemu).
Jangan marah kalau dia mencoba main gitar dan 3 bulan kemudian dia ingin mencoba yang lainnya.
Ini bagian dari proses dia untuk menemukan jati dirinya!
Jangan halang-halangi. Dukunglah, support lah!
Jangan marah kalau dia mencoba main gitar dan 3 bulan kemudian dia ingin mencoba yang lainnya.
Ini bagian dari proses dia untuk menemukan jati dirinya!
Jangan halang-halangi. Dukunglah, support lah!
3. Sayangilah anak anda, dia sangat unik.
Katakan padanya bahwa sebagai orang tua kita akan tetap mencintainya (no matter what).
Anda harus melakukan yang terbaik untuk anak anak anda. Keberhasilan mereka di masa depan melambangkan keberhasilan anda mendidik mereka.
Dan sesukses (atau sekaya) apapun anda , kegagalan mereka membangun masa depan mereka melambanhkan ketidakmampuan anda dan kegagalan anda mendidik mereka.
Padahal mendidik anak anak anda adalah salah satu tugas penting anda!
Anda harus melakukan yang terbaik untuk anak anak anda. Keberhasilan mereka di masa depan melambangkan keberhasilan anda mendidik mereka.
Dan sesukses (atau sekaya) apapun anda , kegagalan mereka membangun masa depan mereka melambanhkan ketidakmampuan anda dan kegagalan anda mendidik mereka.
Padahal mendidik anak anak anda adalah salah satu tugas penting anda!
4. Berfikirlah positive, cari hikmah di balik setiap peristiwa
Jangan terlalu mudah berkeluh kesah, menyalahkan atau memarahi mereka
Carilah hikmah positive di balik sebuah peristiwa.
Ajaklah anak anda untuk bereksperimen dan mencoba-coba. Ajari mereka untuk terbiasa menerima kegagalan dan belajar dari situ agar mereka tidak terlalu lama tenggelam dalam frustasi dan demotivasi karena kegagalan itu.
Carilah hikmah positive di balik sebuah peristiwa.
Ajaklah anak anda untuk bereksperimen dan mencoba-coba. Ajari mereka untuk terbiasa menerima kegagalan dan belajar dari situ agar mereka tidak terlalu lama tenggelam dalam frustasi dan demotivasi karena kegagalan itu.
5. Jangan pelit memuji. Banyak banyaklah memuji mereka, katakan bahwa kita mencintai mereka, katakan terima kasih karena mereka menjadi anak anak yang baik (yang diinginkan oleh semua orang tua), katakan betapa beruntungnya kita dipercaya Allah untuk menjaga mereka
Selamat mencoba tips-tips sederhana tersebut:
1. Jangan membandingkan anak anda dengan yang lain
2. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka sukai
3. Sayangilah anak anak anda, dengan segala keunikan mereka
4. Berfikirlah positive, cari hikmah di balik semua peristiwa
5. Rajinlah memuji anak anak anda. Setiap anak anda, dengan kelebihan mereka
1. Jangan membandingkan anak anda dengan yang lain
2. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka sukai
3. Sayangilah anak anak anda, dengan segala keunikan mereka
4. Berfikirlah positive, cari hikmah di balik semua peristiwa
5. Rajinlah memuji anak anak anda. Setiap anak anda, dengan kelebihan mereka
0 comments:
Post a Comment