Menu
Loading...
Saturday, November 5, 2016

LEADING THE CHANGE DURING DIFFICULT TIME

Memimpin 

(Memimpin perubahan di masa-masa sulit)


Hari itu saya makan siang di Restongalam di FX Plaza. Dan saya berdiskusi dengan seorang Head of HR di sebuah perusahaan Farmasi lokal. Sebut saja namanya Tiara.
Tiara menceritakan petualangan menariknya pada saat dia harus memimpin perubahan di perusahaannya, padahal perusahaannya sedang berada di masa masa sulit.
Ceritanya sangat menarik dan banyak sekali yang kita bisa pelajari dari situ.
Saya akan menceritakan lagi dengan bahasa saya.

Jadi pada saat pertama kali Tiara datang di perusahaan lokal tersebut, ternyata banyak sekali proses HR yang belum diimplementasikan. Meskipun proses itu basic seperti Performance Management System.
Jadinya karyawan pun mendapatkan bonus dan incentive yang tidak dihitung menurut performance businessnya.
Proses yang se basic itupun belum dilaksanakan, jadi bayangkan proses canggih yang lain seperti succession planning atau talent management. Pasti belum juga didevelop.
Tiara pun pening memikirkan betapa berat pekerjaan yang menantinya.
Tiara berhenti sejenak, kemudian meneguk minumannya, dan kemudian meneruskan ceritanya.
"Jangan panggil saya Tiara, kalau saya mudah menyerah dihadapkan pada problem seperti itu..."
Sambil tersenyum lebat menunjukkan bibirnya yang merah.
Saya melihat percaya diri yang tinggi di balik wajah cantik berambut pendek itu ...

Kemudian Tiara menganalisa apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaiki perusahaan dan memberikan business impact yang strong.
Bersama timnya, Tiara membuat daftar project yang akan diimplementasikan selama 2 tahun ke depan.
Tetapi tetap saja yang paling urgent harus diimplementasikan terlebih dulu adalah Performance Management System dimana Tiara dan timnya harus
- mendisiplinkan semua manager untuk melakukan diskusi dengan anak buahnya tentang objective yang harus dicapai 12 bulan ke depan
- mendisiplinkan semua karyawan untuk mendokumentasikan objective mereka di internal tool mereka
- mendisiplinkan manager untuk memberikan feedback kepada karyawan tentang performance mereka
- menentukan bonus dan insentif sesuai dengan pencapaian objective karyawan.

Basic concept, but it will have strong impact on the business.

Dengan konsep implementasi yang mereka bikin, pertama kali yang dilakukan Tiara adalah menemui CEO untuk mendapatkan support penuh dari CEO.
CEO nya (kebetulan seorang wanita juga) mengangguk angguk setuju dengan konsep Tiara yang simple, lugas, jelas tapi akan memberikan business impact yang significant.
"You go ahead Tiara, I will fully suport you"
Tiara masih belum puas," Bener ya Bu. Ibu akan fully support ya Bu. Meskipun nanti banyak yang protes karena akan ada yang bonus dan incentivenya nol. Dan ini belum pernah terjadi lho ..."
"Yes, I understand Tiara. It's going to be challenging, but we have to do this. I will support you."
Dan pulanglah Tiara dengan mata berseri-seri karena dia menyelesaikan tugas pertamanya....
Do it right since the first step,
GET THE SUPPORT FROM THE TOP LEADER!
You can never lead the change without that.

Kemudian mulailah Tiara mengimplementasikan perubahan itu.
Anda pikir semuanya jadi mudah setelah Tiara dapet support dari CEO?
You are very far away from the truth.
Lesson kedua adalah EXPECT RESISTANCE.

Sehebat apapun change yang akan anda lakukan, akan selalu ada resistance .
Anda harus siap untuk mengidentifikasi dan me-manage resistence tersebut.

Dan ternyata Challenge pertama justru datang dari teamnya sendiri.
Beberapa anak buahnya sudah terlanjur terbiasa dengan cara lama. Dan mereka merasa enggan berubah mengingat challenge mereka akan lebih tinggi.
Beberapa mendapatkan pekerjaan di tempat lain.
Pada saat mereka datang ke Tiara dengan surat pengunduran diri. Tiara sama sekali tidak berusaha menahan mereka... Tiara mempersilahkan mereka pergi..
Hanya ada dua pilihan bagi professional.
1) Tinggal di dalam dan fully committed, atau
2) Pergi keluar

Sangat tidak professional untuk stay di dalam dan tidak committed.
Makanya pada saat mereka resign, Tiara sangat menghormati keputusan mereka dan mempersilahkan mereka pergi.
Pelajaran  berikutnya dari Tiara adalah
FOCUS ON YOUR FOLLOWERS, DON'T WASTE YOUR TIME WTH YOUR RESISTANCE.
Tiara tahu gak ada gunanya spend time dengan orang orang yang nggak mau berubah. Buang energy, buang waktu, capek mental.
Mending juga focus kepada followers.
Dan untungnya Tiara tetap mempunyai internal followers yang support Tiara dalam perubahan ini, ditambah orang orang baru yang dia recruit menggantikan orang yang keluar.
Meskipun secara internal process and way of working mereka masih harus diajari, tetapi dengan motivasj mereka yang tinggi, change become possible.

Challenge berikutnya datang dari peernya (Direktur Direktur lain yang selevel sama Tiara).
Mereka menganggap apa yang akan diimplementasikan bisa menurunkan motivasi karyawan.
Bisnis sedang susah, performance bisnis susah. Kalau sekarang diterapkan, takutnya pendapatan karyawan berkurang dan akan banyak yang resign.
Susah cari karyawan baru yang sudah mengerti internal process and way of working.
Tiara berpendapat sebaliknya. Karyawan justru akan terpacu dengan sistem yang baru ini untuk berusaha mencapai performance yang maksimal dan akan menghasilkan bonus dan insentif yang maksimal.
Direktur yang tidak setuju berusaha mempengaruhi Direktur Direktur yang lain. Bahkan langsung menghadap CEO.
Untunglah CEO sudah sangat support dari awal.

Dia hanya bilang,"You need to talk to Tiara"

Tiara tersenyum manis pada saat menceritakannya.
Dia bilang,"If he meets me ... it is going to be the same thing. We have no choice but to implement this"

Tiara mengerti (well, it is not the first time she lead this type of change), bahwa dia punya resistance tapi dia juga punya banyak orang yang mendukung perubahan ini. Jadi dia engage para Change Agents. Spend a lot of time wit them.
Dan mereka bekerja sama, bereksperimen, exploring and try different things.
Which is the next lesson we learn from Tiara.... ENGAGE THE CHANGE AGENTS.
Terangkan pada mereka, get their buy-in, dan gunakan mereka sebagai virus yang positif yang akan menyebarkan aura perubahan kepada yang lain.
Ternyata di antara beberapa change agent itu ada yang mulai menghasilkan sesuatu yang sangat positif dan menjanjikan.
Tiara mendokumetasikan itu dan menyebarkannya ke seluruh organisasi.
SHARE THE QUICK WINS. TELL TO THE WHOLE WORLD.

Dengan melakukan ini Tiara berharap...
1. Yang mensupport dia semakin meningkatkan supportnya
2. Yang netral dan ragu ragu akan menyadari bahwa ternyata perubahan ini bisa berhasil (heiy... it can work somewhere else, may be we can try also)
3. Yang resistance akan terdiam (and they thought it can never work), dan semoga bisa berganti haluan.

Ternyata strategy yang dijalankan Tiara berjalan dan mencapai tujuannya. Meskipun banyak halangan , akhirnya perubahan itu berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan.
The last thing Tiara (and her team) has to do is to MAKE THE CHANGE STICK.

Sekarang mereka harus menjaga momentum positive ini. Terus menerus monitor dan follow up the progress. Dan terus menerus mengintifikasi dan memanage challenge yang akan timbul.

CEO, Board of Directors, HR dan seluruh karyawan akhirnya menerima dan mengakui bahwa performance management system ini yang memang tepat diimplementasikan.

Tiara tersenyum lega mengakhiri ceritanya sambil meneruskan makan siangnya (I never know what it was, kind of vegetable with coconut and chilly, kelihatannya seperti "urab").
Normal, "spicey" girl would need "spicey" food 😀.

Kita ulang lagi ya, apa yang kita pelajari dari Tiara, apa yang harus dilakukan pada saat anda memimpin perubahan di masa masa sulit.

How to lead the change during difficult time ...

1. GET THE SUPPORT FROM THE TOP LEADER

2. EXPECT RESISTANCE

3. TAKE CARE OF YOUR FOLLOWERS, DON'T WASTE YOUR TIME WITH THE RESISTANCE

4. ENGAGE THE CHANGE AGENTS

5. SHARE THE QUICK WINS, TELL TO THE WHOLE WORLD

6. MAKE THE CHANGE STICK

Special Thanks to Tiara for sharing her story and being my lunch buddy.
I am sure we all learn from her story.

sumber : 

Pambudi Sunarsihanto
Share this article with your friends.

0 comments:

Post a Comment

 
TOP